Kamis, 21 Juni 2012

Sometimes I feel Like I'm beating a dead horse

Senin, 03 Januari 2011

CATATAN LIBURAN: Sendawar-Kota Orang-orang Sabar

Catatan ini bermula dari empat hari sebelum Natal tiba. Aku kembali ke kotaku tercinta: Sendawar. Gemerlap lampu kota dan hiruk pikuk kendaraan menyambut kedatanganku. Aku gembira, bila kusederhanakan kata bahagia. Betapa tidak, sebentar lagi aku akan bertemu keluargaku setelah lima minggu lebih aku menghilang. Aku akan menghirup lagi aroma santainya hidup setelah sekian waktu bekerja dengan berbagai deadline dan kompleksitas pekerjaan bahkan ketidakjelasan yang tercampur aduk.

Malam Natal pun tiba.  Aku berangkat ke gereja 30 menit sebelum mulai misa. Dan, aku bersyukur melihat antusiasme seluruh umat untuk mengikuti perayaan natal ini karena setibanya di halaman gereja aku melihat ratusan umat berdiri di halaman (tidak mendapatkan jatah kursi). Syukurlah, tuhan pasti memberkati kota ini karena ini kuyakini natal dengan umat terbanyak sejak aku kecil.Dengan SABAR aku mengikuti misa sambil berdiri.

Natal kali ini diikuti dengan final Piala AFF antara timnas Indonesia vs Timnas Malaysia, dua negara yang kita tahu mengaku serumpun namun jarang rukun. Suasana emosional sangat kental terasa, apalagi kalo kita bermain2 surfing di dunia maya, internet. Tanggal 26 malam yang ditunggu pun tiba, timnas Garuda didadaku harus pulang dengan kepala tertunduk. Aku, orang yang sering memandang remeh timnas negara sendiri-namun sesungguhnya tak bisa memungkiri bahwa hatiku tetap mendukung timnas Indonesia, sebenarnya tak sabar namun menyabarkan diri untuk menunggu final leg kedua di GBK. Dan tiga hari kemudian, apa yang kutunggu akhirnya tiba. Final leg kedua dimulai. Kekecewaanku juga dimulai; hingga akhir babak pertama timnas Indonesia tak mampu berbuat banyak. Namun ini semua bukan hal yang ingin kucatat.

Yang sungguh menggangguku adalah tepat sebelum babak pertama berakhir aku mendengar suara angin. Rintik hujan juga mulai jatuh satu-satu. Kenapa angin dan rintik hujan mengusik hatiku? Byarr pet, PLN mati. Aku sudah menduganya. Entah kenapa PLN di kota ini seperti kambing? Maaf, maksudku: sangat takut dengan hujan. Kalo hujan turun, hampir bisa dipastikan PLN akan mati.Maka kekecewaan akan timnas Indonesia pun berganti dengan kekecewaan akan PLN. Tetapi aku harus tetap SABAR. Ah, tidak mengapa, masih ada genset tua yang kusimpan. Aku kembali menonton final AFF bersama banyak teman2 yang datang setelah lampu mati. Jadi mati lampu kali ini kusyukuri, karena akhirnya aku bisa nonton bareng dan membagi rasa kecewa akan timnas dengan banyak orang, heheheeee.

Bangun pagi, aku pengen cepat-cepat mandi. Biar bisa membersihkan rasa kecewa karena Indonesia kembali hanya bisa jadi runner up. Namun sekali lagi aku harus kecewa, air PDAM pun nggak ngalir. Untunglah masih ada sedikit sisa air yang kutampung dua hari yang lalu, jadi meski wajah cemberut, aku masih bisa mandi. Dan aku harus SABAR menunggu air PDAM mengalir lagi untuk ditampung, biasa, persiapan beberapa hari ke depan.

Mungkin kota ini masih sangat tergantung pada kehendak tuhan, bila Tuhan menurunkan hujan maka PLN mati, bila tuhan memberikan kemarau maka PDAM yang mati.  

Tanpa kusadari bahan bakar kendaraan tuaku udah tinggal sedikit, padahal hari ini aku berniat mengunjungi kedua orangtuaku, sekedar say hello dan menengok mereka. Jadi aku pergi ke ATM mencari tahu apakah masih ada sisa duitku buat beli bensin. Aku singgah di ATM BRI di depan Polres Kubar, ATM yang kalo nggak salah baru ada 2 atau 3 bulan yang lalu. Setelah antri cukup lama aku hanya mendapatkan kenyataan bahwa mesin ATM ini tidak dapat dipake untuk menarik uang cash; hanya bisa dipake transfer. Ah, ATM konyol, setahuku ATM adalah automatic teller machine, bukan automatic transfer machine. Biarlah, aku akan ke ATM Bankaltim. Sesampainya di sana aku masuk dalam antrian, mungkin urutan ke duapuluh sekian.Ada sesuatu yang menarik perhatianku, seorang ibu-ibu muda berpakaian dinas, entah dinas apa, berkacamata hitam dan bersepatu hak tinggi, dengan angkuhnya masuk ke bilik ATM tanpa melalui antrian. Teman yang mengantri di urutan terdepan, yang seharusnya dapat giliran hanya tersenyum menengok ke belakang dan berkata dalam bahasa daerah, "beaaw tauq ko sukar, ulutn besape dinas, takaaq masam ohooq, ya mesti SABAR". Yang lain pada ketawa, aku juga ketawa, meskipun dalam hatiku berkata "f**k you, don't jump the queue". Setelah giliranku mendekat, ternyata mesin ATMnya bermasalah. Bubarlah antrian, namun tetap diiringi dengan tawa orang-orang SABAR.

Akupun berangkat ke arah Busur, melewati pertigaan terminal taxi Samarinda menuju SPBU besar di Simpang Raya, "bensin habis" tertulis mantap di pintu gerbangnya. Aku terus ke Mencimai, ke Ngenyan, Ke Manapun; yang kudapat hanyalah tulisan-tulisan bernada sama. SABARlah kata hatiku, dengan terpaksa aku mengisi kendaraanku di SPBU eceran yang harganya udah dinaikkan 55,556% dibanding harga di SPBU beneran.

Aku tersenyum, keSABARan ku selalu tersedia  untuk kota ini. KeSABARan untuk berkendaraan dengan perlahan melewati lubang-lubang jalanan. KeSABARan untuk mendapatkan giliran antri di mesin ATM yang lebih banyak ngadatnya ketimbang baiknya. KeSABARan untuk segala sesuatu. Kota ini kotaku, dan kota ini adalah kotanya orang-orang SABAR.


myhome, 110103 06:00pm

Selasa, 28 Desember 2010

Pilkada Kubar - Januari 2011 - Pilkam Ditunda

Untuk menghindari kemacetan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Kubar periode 2011-2016 yang akan dilaksanakan pencoblosannya pada 24 Januari 2011, Pemkab Kubar harus menunda pelaksanaan pemilihan kepala kampung (Pilkam) ke 2011. Sedikitnya, ada 33 kampung yang harus ditunda dan penggantinya diangkat penjabat petinggi.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung (BPMPK) Kubar Hermanuddin melalui Misran Effendi selaku Kepala Bidang Pemerintahan Kampung mengatakan, penjabat petinggi ini sudah dilantik oleh Bupati Kubar Ismael Thomas, beberapa bulan lalu. “Kemudian, masa tugas penjabat petinggi ini hanya setahun. Tugas mereka, menjalankan roda pemerintahan kampung dan yang paling utama membantu pelaksanaan Pilkada dan Pilkam pada 2011 nanti,” kata Misran Effendi. Dilakukannya penundaan ini, kata dia, terhitung sejak berakhirnya jabatan petinggi per Juni 2010. Karena waktu itu bersamaan dengan tahapan Pilkada yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kubar. Adapun syarat menjadi calon petinggi antara lain, usia minimal 20-25 tahun, pendidikan serendahnya SMP sederajat, dan beberapa persyaratan lainnya yang harus dipenuhi.

Ke-33 kampung yang harus menunda Pilkam adalah, di wilayah Kecamatan Barong Tongkok (Kampung Balok Asa, dan Juhan Asa), Kecamatan Damai (Kampung Keay, Mendika, dan Muara Bomboy), serta Kecamatan Jempang (Kampung Lemponah, Mancong, Muara Nayan, dan Pentat). Berikutnya, Kecamatan Long Hubung (Kampung Matalibaq, Teri Parik Makmur), Kecamatan Mook Manaar Bulatn (Kampung Gadur, Gemuruh, Gunung Rampah, Karangan, dan Sakaq Tada), Kecamatan Melak hanya Kampung Empas.

Kemudian, Kecamatan Muara Pahu (Kampung Mendung, Teluq Tempudau, Tepian Ulaq, Muara Beloan), Kecamatan Sekolaq Darat (Kampung Sumber Bangun, dan Sumber Rejo), Kecamatan Siluq Ngurai (Kampung Muhur, Sangsang). Khusus Kampung Sangsang ini terjadi kekosongan petinggi dikarenakan meninggal dunia.
Selanjutnya Kecamatan Tering (Kampung Kelian Dalam, Kelubaq, Muara Mujan, Muyub Aket, Purworejo, Tering Baru, Tering Lama, dan Tukul.

Sumber: http://www.kubarkab.go.id/berita-detail.php?id=373

Sabtu, 25 Desember 2010

Protected Animals

Enggang - Hornbills (Bucerotidae) are a family of bird found in tropical and subtropical Africa, Asia and Melanesia. They are characterized by a long, down-curved bill which is frequently brightly-coloured and sometimes has a casque on the upper mandible. Both the common English and the scientific name of the family refer to the shape of the bill, "buceros" being "cow horn" in Greek. In addition, they possess a two-lobed kidney. Hornbills are the only birds in which the first two neck vertebrae (the axis and atlas) are fused together; this probably provides a more stable platform for carrying the bill. The family is omnivorous, feeding on fruit and small animals. They are monogamous breeders nesting in natural cavities in trees and sometimes cliffs. A number of species of hornbill are threatened with extinction, mostly insular species with small ranges.




 .

Orangutans are the only exclusively Asian living genus of great ape. They are among the most intelligent primates and use a variety of sophisticated tools, also making sleeping nests each night from branches and foliage. They are generally not aggressive and live a mostly solitary life foraging for food. They are the largest living arboreal animals with longer arms than other great apes. Their hair is typically reddish-brown, instead of the brown or black hair typical of other great apes.
Native to Indonesia and Malaysia, orangutans are currently found only in rainforests on the islands of Borneo and Sumatra, though fossils have been found in Java, the Thai-Malay Peninsula, Vietnam and China. There are only two surviving species, both of which are endangered: the Bornean Orangutan (Pongo pygmaeus) and the critically endangered Sumatran Orangutan (Pongo abelii). The subfamily Ponginae also includes the extinct genera Gigantopithecus and Sivapithecus. The word "orangutan" comes from the Malay words "orang" (man) and "(h)utan" (forest); hence, "man of the forest".

ARTWORKS




Enggang Girl?

Lamin Adat


Cahukng - Traditional Sunhat


Beautiful Mat


Mandau - Traditional Knife


Hats - made for special celebration


Bihukng - Bags made from rattan decorated with kinds of beads


Hats decorated with "leopard" fangs


Gantar Dancers


The Opera of Aji Kilip


Hudoq -  Dayak Bahau's Dance


Artwork of Dayak Kenyah


Luuq - Lamin - Traditional Long House


Lamin Mancong



Kamis, 23 Desember 2010

THE IMPORTANCE OF WASTE MANAGEMENT AND WASTE MINIMIZATION AT WEST KUTAI REGENCY

A. SUMMARY
As the development of infrastructure grows very fast in West Kutai Regency followed by rapid growth of population, the volume of waste generated will also go up. And it keeps increasing in next coming years. The more waste we generate, the more we have to dispose of. Therefore, the handling and disposal of waste becomes an important issue. This article describes the great urgency of Waste Management especially Waste Minimization and Waste Disposal Method.

B. BACKGROUND
The disposal of garbage in the world is a problem that continues to grow with the development of industrialized nations and the growth of population. Since the beginning of time people have needed to find a way of disposing of their trash. Disposal in open pits became routine. But certain type of waste cannot simply be dumped into a hole. So the method of waste disposal is being developed. Indonesia government has released the Art No. 18 Year 2008 concerning Waste Management but as we all know that a regulation will not work without participation of all community and our willingness to keep our environment clean and rubbish-free all the time.

C. TYPE OF WASTES
Waste can be divided into many different types. The most common method of classification is by their physical, chemical and biological characteristics.

1. One important classification is by their consistency.
  1. Solid wastes are waste materials that contain less than 70% water. This class includes such materials as household garbage, some industrial wastes, some mining wastes, and oilfield wastes such as drill cuttings.
  2. Liquid wastes are usually wastewaters that contain less than 1% solids. Such wastes may contain high concentrations of dissolved salts and metals.
  3. Sludge is a class of waste between liquid and solid. They usually contain between 3% and 25% solids, while the rest of the material is water dissolved materials.

2. There is also regulation that classifies wastes into three different categories by its impact to the environment.
  1. Non-hazardous wastes are those that pose no immediate threat to human health and the environment. Household garbage (organic waste such as food and garden waste) is included into this category.
  2. Hazardous wastes are of two types: those that have common hazardous properties such as ignitability or reactivity and those that contain leachable toxic components (plastic wastes, metal wastes chemical wastes and hydrocarbon).
  3. Special Wastes are very specific wastes in nature. They are regulated with specific guidelines. Some examples would be radioactive wastes and medical wastes.

D. METHODS OF WASTE DISPOSAL

1. LANDFILL

Disposing of waste in a landfill involves burying waste to dispose of it. It is the most common method, the most cost affective, with collection and transportation accounting for 75 percent of the total cost. In a modern landfill, refuse is spread thin, compacted layers covered by a layer of clean earth. Pollution of surface water and groundwater is minimized by lining and contouring the fill, compacting and planting the uppermost cover layer, diverting drainage, and selecting proper soil in sites not subject to flooding or high groundwater levels. The best soil for a landfill is clay because clay is less permeable than other types of soil. Materials disposed of in a landfill can be further secured from leakage by solidifying them in materials such as cement, fly ash from power plants, asphalt, or organic polymers.

Disadvantage: landfills have been proven contaminates surface water as well as groundwater in certain areas. It can also produce odor problem and kill surface vegetation.

2. INCINERATION 

Incineration is the second largest waste disposal method in most countries. When burning waste, a large amount of energy, carbon dioxide and other potentially hazardous air pollutants is given off. Incineration plants range from large scale, mass-burn, and municipal waste incinerators to smaller clinical waste incinerators used in hospitals.

Disadvantage: Garbage burned in incinerators has poisoned air, soil, and water. Communities near incinerators have objected to them because of fears about possible emissions.

3. ANAEROBIC DIGESTION

A less common but more sustainable method of waste disposal is anaerobic digestion. In this process waste decomposes in an enclosed chamber, unlike in a landfill site. Digestion takes place in an oxygen-free environment. Bacteria thrive in this environment by using the oxygen that is chemically combined within the waste. They decompose waste by breaking down the molecules to form gaseous by-products (methane) and small quantities of solid residue. However, the usage of anaerobic digestion as a sustainable waste disposal method is forecast to increase.

Disadvantages: Methane is a strong greenhouse gas and contributes to global warming; this method requires technology because the process of waste decomposition has to be performed in an enclosed chamber.


E. MY OPINION ON WASTE MANAGEMENT SCHEME IN WEST KUTAI REGENCY

1. WASTE MANAGEMENT CONCEPT

1. REDUCE
An important method of waste management is the prevention of waste material being created.
2. REUSE
Methods of avoidance include reuse of second-hand products, repairing broken items instead of buying new, designing products to be refillable or reusable (such as cotton instead of plastic shopping bags).
3. RECYCLE
The process of extracting resources or value from waste is generally referred to as recycling, meaning to recover or reuse the material.

2. PREFERRED METHOD OF WASTE MINIMIZATION AND WASTE DISPOSAL

The most common waste and the largest amount of wastes generated are household organic wastes (food scraps, plant material and paper products) and inorganic waste (plastic, metal, hydrocarbon). Rubbish must be sorted based on their types. To make it easy when segregating rubbish, two different colors of large rubbish bins placed at certain place shall be provided to mark certain type of waste; for example green bin labeled SOFT RUBBISH for organic waste (food, paper, garden waste and red bin labeled HARD RUBBISH for inorganic waste (plastics, metals).

1. Biological reprocessing for Organic Waste
Soft rubbish could be used to produce compost. Organic waste breaks down over a few weeks into a mulch or compost which can be used as a soil fertilizer for agricultural or landscaping purposes. The method of compost production is being developed.

2. Physical reprocessing for Recyclable Inorganic Waste
Recyclable hard rubbish are collected and sorted into common types based on the raw materials from which the items are made. Material for recycling may be collected separately from general waste using dedicated bins or sorted directly from mixed waste streams. The most common consumer products recycled include aluminum beverage cans, HDPE bottles, glass bottles and jars, paperboard cartons, newspapers, magazines, and cardboard. Other types of plastic (PVC, LDPE, PP, and PS: see resin identification code) are also recyclable, although these are not as commonly collected. The government or related department will not do the reprocessing (recycling) but the recyclable rubbish collected could be given/delivered to a local collector of “worn-out article and scrap iron”.

3. Landfill
Plastics, metals and other inorganic material that couldn’t be reprocessed must be disposed into a landfill (see D.1 above). If the method no.1 and no.2 above are successfully managed, rubbish to dispose of into the landfill could be minimized.

4. Other
a. Chemical waste must be disposed into a properly-designed waste disposal area.

b. Used lubricants, fuels and grease have to be returned to the supplier for treatment or recycling. Contaminated absorbents, powersorb pillow or sorbent booms could be dumped into Hard Rubbish Landfill, but it should preferably be burnt in an incinerator

c. No radioactive wastes are produced, as for clinical wastes, it is recommended to be disposed/burned in a small incinerator.

The handling of hazardous waste such as chemical waste, hydrocarbon, and clinical waste, MUST be subjected to government regulation.

The best method of reducing waste disposals negative effect on environment is simply to prevent its generation. And, it is everyone’s responsibility.

WASTE MANAGEMENT DIAGRAM


 
The next question is: who must be responsible for the blockage to drains  which causes temporary flood to houses along main road of Barong Tongkok? I guess we all know the answer ........... :) :)

Asal Usul Nama Sendawar

Kang Kosim dalam blognya Beranda Kecilku http://blogeqosim.blogspot.com/ telah menuliskan artikel berikut.


Sebuah draft "Sejarah Adat Dayak Sentawar" yang disusun oleh Antonius Ngalah, Yohanes Rustam, dan Theresia Ronah Kopin Putri, menuliskan, "Sen" (seniang, red.) berasal dari kata sencelaman nama dari Sang Pencipta yang juga disebut Nayuq. "Tawar" merupakan nama sebuah buah merah dan besar, mirip buah pinang berasa tawar. Buah tersebut kemudian disebut buah pinang sentawar.

Para seniang yang adalah pencipta alam semesta terdiri dari atas perajadiq bantikng langit, seniang pengitah, seniang pengotur, lahtalla, mootn ulutn, bersama 40 malaikat yang disebut nayuq seniang. Manusia purba yang menghuni bumi disebut sengkareaq, belum mempunyai adat istiadat dan tata krama yang sempurna. Para seniang berkata tidak baik manusia hidup di bumi tanpa aturan adat. Akhirnya mereka menurunkan Mantiiq Mentu Tatau Tagaas, sebutan bagi bangsawan, untuk membawa adat sukat untuk mengatur kehidupan di bumi. Maka dipanggillah ke 40 malaikat, dan diutuslah dua orang dari mereka untuk tugas ini.

Pertama, mereka mengutus seorang yang jelita bernama Mook Manaar Bulatn di daerah Lonokng. Di daerah itu, hidup seorang manusia purba bernama Beratn Kakah Muduh, seorang pemburu dengan sepasang anjing galak. Wewangian yang menebarkan harum semerbak dari sang putri membuat anjing-anjing tadi berusaha mengejar. Sang putri berlari dan bersembunyi di dalam bambu petung yang disebut betui, setelah ia mencungkilnya dengan sebilah lading. Melihat anjing-anjingnya menggonggong sepotong betui, maka dipungut dan dipanggullah betui tadi ke rumah oleh sang pemburu tadi dan disimpan di dapur.
Esok harinya, sang pemburu tadi kembali berburu. Tepat tengah hari, betui itu meletup dan keluarlah Dayakng Mook Manaar Bulatn. Karena merasa iba dengan keadaan rumah sang pemburu kemudian dia memasak nasi dan lauk pauk. Saat sang pemburu pulang, hatinya gembira mendapatkan seorang anak putri yang cantik jelita. Begitulah, akhirnya Dayakng Mook Manaar Bulatn menjadi anak dari Beratn Kakah.

Kedua, para Seniang menurunkan juga seorang yang bernama Aji Tulur Jejangkat di daerah Engkalakng. Ia diutus membawa sebuah Pelangkaq yang dinamakan Langkar Gadikng, Langkar Bulau dengan 40 Selupiq Adat -sebutan untuk lampiran adat- beserta seekor ayam Jago putih. Ia hidup bersama 8 sengkareaq.
Kemudian, setelah mendengar bahwa di daerah Londokng ada seorang putri yang diasuh oleh Beratn Kakah. Kedelapan sengkareaq bermaksud meminang sang putri untuk Aji Tulur Jejangkat. Pinangan ini diterima oleh Beratn Kakah.

Beratn Kakah Muduh mempersiapkan keperluan perkawinan: benda-benda pusaka dan seekor ayam betina. Berangkatlah ia bersama Mook Manaar Bulatn naik perahu ke arah hulu. Sedangkan delapan sengkareaq bersama Aji Tulur Jejangkat berangkat menaiki perahu ke arah hilir.
Mereka berpapasan di daerah Sentawar. Saat kedua perahu saling sejajar serta merta ayam betina Beratn Kakah bersuara membuat ayam jago di perahu 8 sengkareaq terbang menghampiri betina di perahu sang putri. Akhirnya, Aji Tulur Jejangkat nikah dengan Dayakng Mook Manaar Bulatn dengan upacara adat dan peminangan. Mereka hidup di Sentawar dan membangun Lamin yang diberi nama Rarak Kutaq Kutaaq Aji. Rarakutaq adalah istana dan Kutaaq Aji adalah tempat bangsawan. Mereka mempunyai lima putra yaitu Sualas Gunaaq, Jelibaan, Benaaq, Naras Gunaaq, Puncan Karenaaq, dan Tantat Gunaaq.
Buah merah yang disebut Sentawar berasal dari pengujian kesaktian kedua mempelai yang akan menikah, sewaktu duduk bersama di lembah Raraq Kutaq.

Catatan: kata yang berakhiran huruf "q" dibaca seperti huruf hamzah mati dalam bhs. Arab, jadi kata kutaq dibaca kuta' dst, sedang yang berakhiran "k" dibaca seperti "g", mok dibaca mok bukan mo' seperti ejaan Jawa.

Sumber: majalah sakubar no. 1/I Edisi Nopember 2004